Jumat, 29 November 2013

Pengaruh Masyarakat Bali Terhadap Kemajuan Teknologi



Pengaruh Masyarakat Bali Terhadap Kemajuan Teknologi
Seperti yang kita ketahui, Bali merupakan salah satu tujuan pariwisata dunia. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang-orang harus mengadaptasi dan menyesuaikan pola pikir dan pola kerja untuk mengejar iptek tersebut. Karena memang perangkat-perangkat hasil kecerdasan manusia itu harus tercipta seperti sekarang ini, sudah tentu untuk memenuhi standar bagi manusia itu sendiri yang berpopulasi tinggi. Tenologi pun sekarang ini semakin maju, seolah-olah berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perangkat yang memudahkan penggunannya. Dalam kaitannya dengan hal ini Bali sebagai tujuan pariwisata dunia, sudah barang tentu banyak di kunjungi oleh orang. Disinilah peran masyarakat bali dalam mempercepat perkembangan sebuah teknologi, yang mana saya lihat hampir setiap ada keluaran teknologi terbaru, Bali lah yang menjadi sasaran utama dari teknologi tersebut. Seperti misalnya adanya keluaran smartphone terbaru. Begitu pula dengan masyarakat bali yang kita lihat akhir-akhir ini, mereka seolah-olah tidak pernah puas untuk mencicipi kelebihan dari setiap teknologi terbaru itu. Sebagai contoh, masyarakat Bali yang sudah memiliki sebuah handphone, apabila ada keluaran  handphone yang baru yang lebih canggih dari handphone yang dimilikinya pasti mereka akan membelinya lagi entah itu untuk gaya saja atau memang menjadi kebutuhan mereka. Pola pikir seperti ini lah yang memang menjadi sasaran dari pemasaran sebuah kemajuan teknologi. Beda halnya dengan mereka yang di luar negeri, kecenderungan untuk membeli sesuatu yang memang hal tersebut dibutuhkan baik dalam pekerjaan maupun yang lainnya, dan apabila sudah tidak dibutuhkan, mereka akan membuangnya ke tempat yang semestinya. Jadi, intinya pola pikir masyarakat Bali yang konsumtif akan mempercepat proses kemajuan dari suatu teknologi dan sebaliknya kemajuan teknologi yang semakin pesat akan merubah kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat Bali. Sedikit contoh, zaman dulu untuk mengumpulkan orang-orang dalam satu banjar digunakan sebuah alat yang sebut “Kulkul”, namum sekarang dengan kemajuan teknologi dan adanya bangunan-bangunan bertingkat hal tersebut sudah jarang dilakukan dan lebih sering dilakukan lewat sms dengan menggunakan handphone.

Sabtu, 23 November 2013

Kiat-kiat Sukses

SUKSES merupakan hal yang ingin dicapai oleh setiap orang. untuk itu kali ini saya ingin berbagi mengenai tips-tips untuk meraih kesuksesan tersebut.
1. Kebiasaan Networking
Tips menjadi orang kaya, cara biar jadi kaya mendadak, bagaimana agar bisa kaya raya? Empat hal yang tak diberitahukan Tuhan kepada manusia, salah satunya adalah rejeki. Esok lusa Anda makan apa? Mendapatkan apa? Anda tidak pernah tahu. Akan tetapi, Tuhan mempersilahkan manusia berikhtiar. Mengusahakannya dengan sungguh-sungguh, seakan masih diberi waktu hidup seribu tahun lagi.
Salah satu yang dapat membuaka jalan ikhtiar itu adalah silaturahmi atau dalam istilah bisnis Anda kenal dengan nama networking. Manusia sejatinya merupakan makhluk komunikasi, artinya tidak bisa tidak, harus berkomunikasi. “Manusia selalu ingin menyampaikan sesuatu,” demikian menurut Aristoteles.
Oleh karena itu, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain. Atau dalam teori umum, dikenal dengan istilah “manusia sebagai makhluk sosial”. Singkatnya manusia telah dibekali banyak hal untuk selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya dalam rangka menjalani kehidupannya artinya, manusia tinggal memaksimalkan konsep kodrati ini Seperti bagaimana memaksimalkan telur menjadi sepiring omlet lezat.
2. Kebiasaan Menetapkan Tujuan
Tujuan adalah kalimat- kalimat yang selalu Anda tuliskan dalam buku catatan, lamunan, atau mimpi-mimpi kecil sebelum tidur. Tujuan bukanlah apa yang orang kenal sebagai sebuah kesuksesan, bukan pula halaman rumah tangga yang terlihat lebih hijau. Namun, tujuan adalah sesutau yang membuat Anda merasa bersemangat untuk segera mencapainya, sekalipun Anda harus berusaha dengan susah payah.
Thomas Alfa Edison Penemu bola lampu dan Soichiro Honda (pendiri imperium otomotif Honda) adalah segelintir orang yang mampu meraih tujuan (mimpi-mimpinya) setelah melalui jalan yang berliku. “Orang melihat kesuksesan saya hanya 1 Persen. Tapi, mereka tidak melihat 99 Persen kegagalan saya, tutur Honda.
3. Kebiasaan Berdoa
Tips menjadi orang kaya, cara biar jadi kaya mendadak, bagaimana agar bisa kaya raya? Ora et Labora, atau terjemahan dari bahasa latin tersebut berarti, “berdoa dan bekerja”. Doa dan kerja adalah 2 sisi yang tidak bisa dipisahkan. Walaupun kesuksesan tidak dijaminkan, doa sudah tentu merupakan pengharapan.
Dan Seseorang yang berdoa tidak akan merasakan individualism menguasai dirinya. Oleh karena itu, konsep berdoa merupakan konsep perkawanan. Seseorang yang beragama beranggapan bahwa mereka tidak sendiri karena ada Tuhan yang selalu menemaninya.
4. Kebiasaan Penurut
Pengetahuan manusia itu bisa menjadi tanpa batas, tapi kadang dipersempit dengan sikap sok tahu dan selalu merasa tahu. Tidak ada orang yang lahir dan tumbuh lantas masyur tanpa bantuan orang lain, setidaknya tanpa arahan dari orang lain. Menjadi penurut kadang bisa menyelamatkan sekaligus memberi keuntungan bagi kita. Ingat akibat sikap keras kepala Hitler yang mengabaikan nasihat jenderal terbaiknya, Erich Von Manstein? Hal ini berakibat pada kehancuran dan banyaknya korban di pihak armada tank Jerman ketika melawan armada tank Rusia Operasi Citadel.
Kisah sebaliknya terjadi pada Hilton. Atas perintah orang tuanya, ketika kecil dia tidak merasa malu untuk selalu ia melayani tamu-tamu (orang asing) yang menghuni rumahnya. Sehingga akhirnya bisnis kecilnya ini menjadi imperium besar di abad ini
5. Kebiasaan Berinovasi
Janganlah berkecil hati, dengan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki kelebihan sama sekali. Yang saya lakukan hanya membakar bambu di pekarangan rumah, ucap Tsai Lun, penemu kertas pertama di dunia. Kegiatan bakar-bakarannya, justru mengantarkannya untuk melihat bentuk bubuk kertas, dari sisa pembakaran yang pada akhirnya dikenal dengan kertas sebagai pengganti dedaunan untuk menulis.
Jadi Anda tidak harus cerdas dan memiliki IQ tinggi, kuncinya adalah pada inovasi. Hal-hal baru bisa Anda dapatkan kapan saja dan dimana saja, asalakan Anda berani untuk melangkah jauh dari kebiasan yang menentramkan adalah
Lawrence Edward “Larry” Page dan Sergey Brin, pada pendiri mesin pencari di internet : Google, yang bisa lari dari zona nyaman untuk menciptakan inovasi. “Semua orang pasti bicara tentang kebutuhan dirinya, lantas apa yang bisa saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan orang itu?” ungkap Page. Maka Page pun menjawabnya dengan Google. Bisnis saya sebenarnya hanya menggali informasi, menemukan kecocokan data satu dengan yang lainnya, lanjut Brin.

Budaya Bali: Hilang, Rapuh, Bertahan



1.      Budaya Bali:
a.      Sudah Hilang
·      Arsitektur Rumah Bali
Dari jaman dahulu para undagi Bali sangat ketat dan taat mengikuti aturan atau pakem dalam mendirikan bangunan, sehingga aturan pembangunan di Bali seperti dikenal dalam rontal Asta Kosala Kosali atau Asta Petali. Undagi jaman dahulu tidak berani keluar dari konsep yang telah digariskan oleh para leluhurnya, sehingga dikenal adanya konsep tata ruang Tri Loka atau Tri Angga, yakni membagi areal hunian menjadi tiga yaitu nista, madya dan utama atau bhur,bwah dan swah yang akhirnya menjadi konsep Tri Hita Karana dan akhirnya melahirkan konsep orientasi kosmologi yang disebut Nawa Sanga atau Sanga Mandala. Di jaman dahulu orang menggunakan sikut, sehingga bangunan yang akan dibuat sesuai dengan proporsi pemiliknya, menjadi nyaman dan menyenangkan, karena selalu memperhatikan ruang terbuka yang di sebut natah dan adanya pengaturan waktu dalam penyediaan bahan bangunan, sehingga keseimbangan dan kelestarian alam tetap terjaga. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan rumah juga sangat sederhana. Bahan-bahan yang digunakan anatara lain tanah yang ditumpuk-tumpuk sehingga berwujud tembok dan atap rumahnya menggunakan rumput lalang atau daun kelapa.
Namun, arsitektur rumah-rumah bali di daerah saya sendiri (ubud) kini mulai ditinggalkan seiring ada pengaruh dari luar dan pengaruh jaman dan teknologi seperti sekarang ini. Menurut bapak Garim salah satu tokoh masyarakat di desa saya. Saat ini masyarakat setempat menganggap bangunan seperti itu sudah "ketinggalan jaman". Masyarakat seolah-olah berlomba membuat bangunan rumah senyaman mungkin tanpa memperhitungan dasar-dasar dari membuat sebuah rumah atau bangunan. Mengenai tata ruang bangunanpun saat ini sudah tidak diperhatikan lagi. Masyarakan sekreatif mungkin membuat bangunan yang menarik seperti bangunan vila-vila yang tanpa memperhatikan tata ruang (asta kosala kosali) yang biasa dibuat oleh masyarakat jaman dulu. Seandainya orang Bali sudah tidak berminat lagi untuk mempergunakan arsitektur Bali, maka Bali akan menjadi asing di tanahnya sendiri. Karena perkembangan jaman dan perkembangan manusia, bangunan bertingkat tinggi akan segera merambah Bali. Kalau bangunan tingkat tinggi sudah merupakan suatu keharusan, karena menyelamatkan lahan dan menyikapi harga tanah yang mahal, maka Bali tidak ada bedanya dengan kota besar lainnya dan akan berubah menjadi kota metropolitan. Memang akan sangat disayangkan, namun itulah kenyataannya. Arsitektur Bali yang tersisa mungkin hanya terdapat pada bangunan Pura yang tetap bertahan selaras dengan perkembangan agama Hindu di Bali.
·         Transportasi Gedebeg
Alat transportasi gedebeg merupakan sarana transportasi yang dimiliki oleh masyarakat Bali pada jaman dulu. Alat transportasi ini berbentuk gerobak, yang terbuat dari kayu yang dipergunakan untuk mengangkut barang, terbuat dari kayu yang berbentuk rumah kecil dan tenaga yang digunakan sebagai penarik transportasi ini adalah seekor kerbau. alat transportasi ini biasanya digunakan untuk mengankut hasil pertanian atau barang dagangan yang akan dibawa ke pasar. Namun, seiring perkembanggan jaman dan teknologi alat transportasi ini sudah ditinggalkan karena kurang evisiensi waktu dan digantingkan oleh mesin-mesin berkarat seperti truk dan lain sebgainya.
b.      Sudah Rapuh
·      Permainan Tradisional Bali
Permainan Tradisional Bali sekarang jarang bisa kita temukan apalagi di daerah perkotaan, perkembangan tekhnologi yang pesat hampir menenggelamkan mereka. Ada puluhan bahkan ratusan permainan tradisional yang ada, orang tua juga seolah-olah tidak memperhatikan dan cenderung tidak mampu mengarahkan anak-anak mereka dalam melakukan permainan yang memang ternyata cukup susah, karena permainan tradisional lebih menonjolkan permainan berkelompok yang membutuhkan kekompakan dan kebersamaan dan secara tidak langsung mendidik anak itu lebih bisa mengenal lingkungannya yang majemuk, bergaul dengan tidak memandang status sosial dan kebersamaanya, kesetiakawanan dengan suasana ceria di lingkungan mereka. Banyak permainan tradisional yang ada di Bali seperti; meong-meongan, metajog, nyen durine nyongkok, engkeb–engkeban, megoak-goakana, main gangsing, main tajog. Dengan perkembangan iptek yang pesat, anak-anak cenderung menggunakan tekhnologi yang ada seperti laptop, tablet, video games yang bisa dimainkan dari handphone, play station dan melalui internet. Mereka sepertinya lebih asik bermain alat tersebut, tidak lagi berinteraksi dengan lingkungan dengan teman sesamanya. Mereka hanya terfokus untuk menang mengumpat kalau kalah. Anak-anak sampai kecanduan dan tidak fokus belajar, apalagi permainan yang menggunakan handphone yang katanya ada ‘radiasi‘ yang bisa mempengaruhi sel-sel tubuh dan perkembangan otak, ini tentunya akan sangat berbahaya bagi perkembangan anak. Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam mengarahkan dan membimbing mereka.
·      Subak di Bali
Subak sedang menghadapi bermacam tantangan, lebih-lebih dalam menyongsong era globalisasi yang jika tidak teratasi maka kelangsungan hidup subak bisa terancam. Subak Bali yang diputuskan menjadi Warisan Dunia oleh UNESCO pada Jumat, 29 Juni 2012 harus dapat memertahankan nilai asli budaya masyarakat Bali dan tradisi kuno subak perlu dilestarikan. Subak tidak hanya berfungsi sebagai sistem irigasi, tapi juga merupakan bagian dari keyakinan rohani. Pengakuan dari UNESCO dapat mendorong pemerintah dan petani lokal untuk tetap menjaga dan memertahankan subak. Ironisnya, setiap tahun sekira 1.000 hektar lahan pertanian di Bali telah diubah menjadi hotel, restoran, vila dan rumah. Karena itu, perlu adanya perlindungan khusus dari pihak internasional agar subak tidak hilang begitu saja. Pariwisata di Bali sebenarnya bisa mengancam kelestarian subak. Pasalnya, adanya pengembangan wisata di sekitar subak membuat harga properti di sekitarnya naik sehingga petani harus membayar pajak mahal. Tradisi yang selama ini hidup dikhawatirkan juga hilang yaitu contohnya di Gunung Sari desa Peliatan, Ubud yang setiap tahunnya dilaksanakan ritual panen. Petani akan berkumpul untuk berdoa meminta keselamatan dan hasil panen yang baik. Bila Subak hilang, budaya Bali juga akan hilang. Subak sangat penting karena merupakan dasar dari budaya Bali.
c.       Masih Bertahan
·      Upacara Ngaben
Pulau Bali yang juga dikenal sebagai “Pulau Seribu Pura” memiliki ritual khusus dalam memperlakukan leluhur atau sanak saudara yang telah meninggal. Apabila di tempat lain orang yang meninggal umumnya dikubur, tidak demikian dengan masyarakat Hindu di Bali. Sebagaimana penganut Hindu di India, mereka akan menyelenggarakan upacara kremasi yang disebut Ngaben, yaitu ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang meninggal.
Tradisi budaya ngaben ini merupakan warisan leluhur masyarakat Bali dan diteruskan secara turun temurun ke anak cucunya. Upacara pengabenan ini juga menjadi salah satu penarik wisatawan di Bali karena keunikan dan keseniannya. Budaya ini masih bertahan, dapat kita lihat di puri Ubud yang baru-baru ini melaksanakan upacara pengabenan dengan membuat bade, dan sarana upakara lainnya.
·      Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali. Budaya Ogoh-ogoh ini tetap bertahan hingga saat ini. Ogoh-ogoh ini kebudayaan yang menggambarkan kepribadian “Bhuta Kala” dan sudah menjadi ikon ritual yang secara tradisi sangat penting dalam penyambutan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka. Seluruh umat Hindu Dharma akan bersukaria menyambut kehadiran tahun baru itu dengan mengarak-arakan “ogoh-ogoh” yang dibarengi dengan perenungan tentang yang telah terjadi dan sudah dilakukan selama ini pada saat “Pangerupukan” atau sehari setelah menjelang Hari Raya Nyepi, peristiwa dan prosesinya setiap tahunnya sama yaitu pada setiap banjar membuat ogoh-ogoh. Mengingat pentingnya Budaya ogoh-ogoh ini, sampai sekarang masih tetap bertahan dan lestari, dimana hampir setiap pengrupukan masing-masing seluruh desa pekraman di bali mengarak ogoh-ogoh keliling desa. Disamping itu dengan keberadaan arak-arakan “Ogoh-ogoh” yang sudah menjadi tradisi inilah yang menambah daya tarik wisata. Balipun memiliki budaya yang menjadi salah satu andalan kepariwisataan.
·      Tradisi Omed-omedan
Tradisi omed-omedan merupakan warisan nenek moyang sejak dulu dan  dilakukan secara turun temurun. Dahulu, omed-omedan hanya dilakukan hanya dengan tarik-tarikan, perkembangan jaman yang pesat lalu berubah ada ciuman. Pada saat sedang berciuman, air diguyur agar peserta tidak kepanasan dan ciumannya tidak menjadi lebih lama. Tradisi omed-omedan ini, dilakukan oleh dua kelompok yakni muda dan mudi. Pemuda berdiri membentuk barisan ke belakang dan saling berpelukan pada pinggang orang yang di depan. Demikian pula dengan kelompok pemudi. Jumlahnya tidak dibatasi. Pada saat dikasih aba-aba maka kelompok dua kelompok ini saling tarik menarik ke belakang, bertumpuh pada kaki dengan lengan di pingggang. Orang yang mengambil posisi di depan harus mampu berjalan ke depan sementara yang lain menarik berlawanan ke belakang. Saat orang yang di depan berhasil maju ke depan bertemu, disaat itulah keduanya berpelukan dan berciuman.

Beda Pasar Tradisional dengan Pasar Modern

1.      Perbedaan Pasar Tradisional dengan Pasar Modern
a.       Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Kelebihan dari pasar ini adalah harga barangnya yang terjangkau, area penjualan yang biasanya luas, dan merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah kebawah. Selain kelebihan pasar ini juga memiliki kelemahan diantaranya lokasinya yang kurang bersih dan kurang terpercayanya barang yang dijual yang dilakukan oleh oknum penjual yang tidak bertanggung jawab. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, khususnya di bali yang hampir setiap desa pekraman memiliki pasar tradisional yang umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

b.      Pasar Modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Kelebihan dari pasar ini adalah barang yang dijual lebih dijamin kesehatannya dan tempat belanja yang nyaman. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh pasar ini yaitu pembeli tidak bisa menawar harga barang yang dijual. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
     Jadi dari penjelasan antara pasar tradisional dan modern dapat diketahui perbedaan kedua pasar tersebut antara lain :
1.      Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-pangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern jenis-jenis barang yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif.
2.      Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki pengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasar tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan
3.      Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada
4.      Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional
5.      Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengah kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modern umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi
6.      Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat dan masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakat setempat.
7.      Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar sedangkan penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah
8.      Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawar-menawar