Jumat, 08 Mei 2015

Bentuk-bentuk kegiatan Ilmiah



A.      Seminar
1.      Definisi Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti “benih”. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarium, yang berarti “tanah tempat menanam benih”. Jadi, seminar berarti “ tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Seminar merupakan kegiatan ilmiah untuk mengeksplorasi ide, dimana semua pesertanya terlibat aktif.
Tujuan diadakannya seminar, yaitu menyampaikan suatu pendapat atau sesuatu yang baru kepada pendengarnyadengan harapan penerima informasi memperoleh sesuatu yang baru untuk dikembangtumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada yang lainnya. (http://jelinger.wordpress.com/seminar/)
Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri, waktu akan banyak digunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu, dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai persoalan, sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah.

2.      Syarat-syarat Seminar
Seminar merupakan kegiatan ilmiah untuk mengeksplorasi ide dimana semua pesertanya terlibat aktif. Menurut Oni Suryaman (dalam Made Tegeh, dkk., 2013: 12) mengutip buku berjudul The Paidea Program karya Mortime J. Adler mengidentifikasikan empat syarat untuk berjalannya sebuah seminar, yaitu sebagai berikut.
a.         Ruang Seminar
Ruangan untuk seminar haruslah ruangan yang mendukung interaksi aktif peserta seminar. Ruangan yang dimaksud hendaknya didukung dengan fasilitas yang memadai. Luas ruang seminar juga harus disesuaikan dengan jumlah peserta seminar.
b.        Peserta
Semua peserta seminar adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi seperti halnya mengikuti perkuliahan. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Dengan demikian, seminar akan berjalan dengan baik karena peserta terlibat aktif  mulai dari awal. Dengan diketahuinya tema seminar, mereka bisa membuat sebuah essai pendek tentang tema yang diseminarkan.
c.         Moderator
Seorang moderator  bertugas mengarahkan jalannya seminar. Peran seorang maderator ada dua yaitu: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, moderator berperan menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Sedangkan dalam memoderasi, moderator berperan menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar dimulai, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut dan menentukan kata-kata kunci.
d.        Pengarah
Dalam kegiatan seminar proposal pendidikan juga sangat dibutuhkan seorang pengarah yang memiliki fungsi sebagai orang yang dapat menengahkan pendapat antara peserta dan penyaji tentunya pengarah disini adalah orang yang benar-benar ahli dalam pendidikan. Pengarah adalah ahli yang memiliki kompetensi pendidikan sehingga dalam kegiatan seminar semua permasalahan yang ada dan tidak dapat dipecahkan dapat diselesaikan oleh seorang pengarah, sehingga tujuan seminar dapat terlaksana dengan baik tanpa melenceng dari isi karya ilmiah penyaji, berbeda dengan seminar yang secara umum tentunya tidak ada pengarah hanya penyaji saja yang dapat menjawab dari beberapa kritikan dari peserta. (http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html)
e.         Notulen
Notulen adalah orang yang diberi tugas dalam seminar untuk membuat catatan singkat tentang jalannya persidangan/ rapat/ seminar juga merangkum isi secara tertulis dari persidangan/ rapat atau seminar. Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam kegiatan ilmiah sebab moderator sebagai pengelola kegiatan butuh catatan penting tentang jalannya kegiatan. Pada kebiasaannya tempat notulen berdekatan dengan moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak terjadi miss communication (kurang komunikasi) antara notulen dengan moderator, dalam hal ini notulen tidak saja menulis dari awal kegiatan namun sampai dengan berakhirnya kegiatan notulen juga berkewajiban menulis jalannya kegiatan. (http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html
f.         Penyaji/ Pemrasaran
Penyaji/Pemrasaran, adalah orang yang bertugas menyampaikan materi yang akan disampaikan pada seminar. Penyaji juga bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peserta. (http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html)

3.      Jalannya Seminar
Hal-hal yang perlu diperhatikan demi berjalannya sebuah seminar yang baik adalah sebagai berikut.
a.         Seminar adalah sebuah diskusi dua arah.
b.         Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan yang lain yang lebih dalam.
c.         Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas.
d.        Setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban.
e.         Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebgai jembatan kepada pertanyaan lain yang mendasar.
f.          Klarifikasi istilah yang sama dengan arti yang berbeda atau istilah yang berbeda dengan arti yang sama oleh moderator.
g.      Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar.Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa.
h.         Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide dan bukan tempat untuk membenarkan diri.
i.           Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap rang  bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing.
4.       Kelebihan dan Kekurangan Seminar
Seminar memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut.
a.         Kelebihan Seminar
Adapun kelebihan dari sebuah seminar, yaitu:
(1)     Membangkitkan pemikiran logis,
(2)     Mendorong analisis menyeluruh,
(3)     Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema,
(4)     Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta,
(5)     Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
b.        Kekurangan Seminar
Adapun kekurangan dari sebuah seminar, yaitu:
(1)     Membutuhkan banyak waktu,
(2)     Membutuhkan pimpinan yang terampil,
(3)     Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar,
(4)     Menghaaruskan setiap anggota kelompok untuk mempelajari terlebih dahulu,
(5)     Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.

5.  Tips Menyelenggarakan Seminar
Bagi institusi pendidikan, seminar merupakan kegiatan rutin. Oleh karena itu, perlu diketahui apa  saja yang perlu diperhatikan untuk menyelenggarakan seminar agar berhasil. Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan seminar, yaitu sebagai berikut.
a.         Tema Seminar
Tema seminar bersifat persuasif agar orang-orang berminat untuk mengikuti seminar. Misalkan tema seminar yang akan diangkat adalah “Meningkatkan Potensi UKM”. Dapat dirubah nama tema tersebut sehingga bersifat persuasif, misalnya menjadi “Cara Jitu Menjadi UKM Sukses”.
b.        Materi Seminar
Materi seminar harus sesuai dengan tema dan judul materi yang sudah ditetapkan, sehingga tidak ada peserta yang meras kecewa karena seminar yang terselenggara tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, perlu ada komunikasi yang baik antara penyelenggara dan pembicara seminar.
c.         Pembicara dan Moderator
Pembicara seminar merupakan faktor yang sangat penting karena merupakan ujung tombak keberhasilan seminar, penarik minat peserta, penentu kualitas seminar juga dapat terlihat dari pembicaranya. Pembicara yang dipilih harus memiliki wawasan sesuai dengan tema yang akan diangkat. Pembicara yang populermerupakan suatu keuntungan dan dapat meningkatkan nilai jual seminar. Moderator yang dipilih juga memiliki wawasan yang sesuai dengan tema seminar dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga sesi yang dibakan menjadi lebih hidup.
d.        Panitia
Panitia merupakan ujung tombak kedua setelah pembicara, karena panitia sangat memiliki andil dalam mencapai keberhasilan seminar. Panitia yang dapat bekerjasama, serta memiliki kemampuan dan spesialisasi di masing-masing tugas dalam penyelenggaraan seminar.panitia dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
(1)     Bagian Acara
Seksi acara bertugas untuk mengurus jadwal acara, hubungan dengan pembicara, materi pembicara, contact person, keuangan, tempat, hiburan, pendaftaran peserta. Selain itu, seksi acara harus mempertimbangkann penambahan jumlah peserta yang langsung datang di hari H. Hiburan yang disiapkan dapat berbentuk kuis dengan hadiah yang menarik pada saat selang waktu menunggu sesi selanjutnya.
(2)     Bagian Marketing
Bagian yang bertugas untuk mempromosikan dan mensosialisasikan kegiatan seminar, seperti penentu strategi pemasaran, membuat pamflet serta penyebarannya, spanduk, baliho, media visual, dan sponsorship.
(3)     Bagian Konsumsi dan ATK
Konsumsi merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu peserta, sebisa mungkin sesuai dengan biaya yang dibayarkan. ATK yang biasanya ada pada seminar antar lain: tas seminar, alat tulis, block note,map dan materi, CD materi, kartu tanda peserta, dan sertifikat.
(4)     Bagian Dokumentasi
Bagian yang bertugas untuk pengambilan foto dan video, desain untuk penunjang seminar. Dokumentasi biasanya dilakukan dari persiapan acara semianar, pada acara seminar sedang berlangsung hingga berakhirnya seminar.
(5)     Bagian Panitia Pendukung
Mengerjakan hal-hal diluar pembagian tugas diatas yang umumnya disebut panitia umum.
(6)     Target Peserta
Dalam menyelenggarakan seminar, sangat penting untuk mengidentifikasi target peserta. Melihat potensi yang ada, menggambarkan banyak segmen yang masuk dalamtarget peserta. Hal ini dapat membantu bagian marketing dalam menyusun strategi, sehingga strategi pemasaran dibuat menjadi efektif.
(7)     Fasilitas Peserta
Panitia penyelenggara seminar wajib menyediakan fasilitas untuk peserta, fasilitas yang biasa disediakan dalam acara seminar, seperti: konsumsi, ATK, door prize, sertifikat atau piagam, makalah seminar, dan CD dokumentasi.
(8)     Strategi Promosi
Strategi promosi dapat berbeda-beda tergantung pada potensi peserta yang diidentifikasikan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: memasang pamflet di tempat-tempat yang strategis yang banyak dikunjungi orang, spanduk di daerah bisnis, iklan di majalah-majalah yang mewakili tema, media visual, dan lain-lain, sehingga dapat menarik minat peserta seminar.

B.       Diskusi
1.      Definisi Diskusi
Menurut Slamet Soewandi (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 17), pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik berdasarkan berbagai masukan.
Dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 17 disebutkan bahwa diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang ataulebih/kelompok. Dari topik inilah, diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

2.      Jenis-jenis Diskusi
Ada beberapa macam diskusi dan masing-masing memiliki ciri tersendiri. Karakteristik itu dapat ditunjukkan dari jumlah peserta, permasalahan yang dibahas dan komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Diskusi terdiri atas delapan macam, antara lain: (1) seminar, (2) sarasehan/simposium,        (3) lokakarya/ sanggar kerja, (4) santiaji, (5) muktamar, (6) konfrensi, (7) diskusi panel, dan (8) diskusi kelompok. Jenis diskusi yang akan diulas lebih adalaah diskusi kelompok, karena diskusi ini sering digunakan sebagai strategi membicarakan suatu masalah.
3.      Diskusi Kelompok
Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan. Menurut Moh. Surya (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 18), diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana siswa akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing.

4.      Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan dengan beberapa bentuk. Suryosubroto (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 19) menyebutkan macam-macam bentuk diskusi kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.         The Social Problema Meeting
Para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b.        The Open-Ended Meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenal masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan kehidupan mereka di sekolah, dengan sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar mereka.
c.         The Educational-Diagnosis Meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterima agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang baik dan benar.
Sementara itu, bentuk-bentuk diskusi kelompok menurut Dewa Ketut Sekardi (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 20), yaitu:
a.         Dilihat dari jumlah anggota
Jika dilihat dari jumlah anggota, diskusi kelompok dibagi menjadi diskusi kelompok besar dan kelompok kecil. Diskusi kelompok besar anggotanya berjumlah 20 orang atau lebih, sedangkan diskusi kelompok kecil anggotanya kurang dari 20 orang.
b.         Dilihat dari pembentukan
Dlihat dari pembentukannya, diskusi kelompok terdiri dari diskusi kelompok formal dan informal. Dalam bentuk diskusi formal, proses pembentukannya sengaja dibentuk, sedangkan dikusi informal, proses terbentuknya secara spontan dan tanpa direncanakan.
c.         Dilihat dari tujuan
Dilihat dari tujuan diskusi kelompok ada dua macam yaitu, pemecahan masalah dan terapi anggota. Pemecahan masalah memiliki ciri utama menekankan pada hasil diskusi, sedangkan terapi anggota menekankan pada proses diskusi.
d.        Dilihat dari waktu diskusi
Dilihat dari waktu diskusi, diskusi kelompok dibagi menjadi marathon dan singkat/reguler. Marathon dilakukan secara terus menerus tanpa jeda waktu selama 5-12 jam, sedangkan singkat/reguler dilakukan 1-2 jam dan dilakukan secara berulang-ulang.
e.         Dilihat dari masalah yang dibahas
Dilihat dari masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua macam yaitu sederhana dan komplek/rumit. Sederhna mempunyai ciri utama masaslah yang dipecahkan relatif mudah, sedangkan komplek/rumit masalah yang dipecahkan cukup sulit.
f.          Dilihat dari aktivitas kelompok
Dilihat dari aktivitas kelompok, diskusi kelompok dapat dibedakan menjadi terpusat pada pemimpin dan demokratis. Diskusi yang terpusat pada pemimpin cenderung anggotanya yang kurang aktif, tetapi pemimpin yang lebih aktif, sedangkan demokrasi, anggota dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan pendapat.

C.      Diskusi Panel
1.        Definisi Diskusi Panel
Ferdy Firmansyah (dalam Made Tegeh,dkk. 2013: 21) mendefinisikan diskusi panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleh 3-6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Yang membawakan diskusi disebut panelis.
Prosedur penyelenggaraan diskusi panel adalah sebagai berikut.
a.       Pengenalan panelis oleh moderator
b.      Penyampaian persoalan umum kepada para panelis oleh moderator
c.       Panelis berdiskusi dan pengunjung mendengarkan jalannya diskusi
d.      Moderator menarik kesimpulan hasil diskusi, dan
e.       Pengunjung kemudian mendiskusikan lebih lanjut hasil diskusi para panelis, namun saat para panelis berdiskusi panjang, pengunjung tidak diberikan kesempatan mengemukakan pendapat.
Alasan menggunakan diskusi panel adalah:
a.       Ingin menggunakan pendapat yang berbeda-beda
b.      Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan
c.       Ada panelis yang memenuhi syarat
d.      Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu
e.       Ingin mengajak pendengar melihat”ke dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal, dan
f.       Ada maderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.
2.        Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Panel
1.      Kelebihan Diskusi Panel
a.       Membangkitkan pikiran.
b.      Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
c.       Mendorong ke analisis lebih lanjut.
d.      Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
2.      Kekurangan Diskusi Panel
a.       Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
b.      Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
c.       Tidak  memberi kesempatan peserta untuk bertanya.
d.      Cenderung menjadi serial pidato pendek.
e.       Membutuhkan persiapan yang cukup banyak.
3.         Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel
Adapun tugas-tugas dari pelaku dalam diskusi panael yang akan dijelaskan seperti dibawah ini.
a.       Tugas Peserta
1)      Mengikuti jalnnya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi menjadi tim alternatif dan oposisi yang termasuk panelis
2)      Mengajukan usul, pendapat, maupun komentar
3)      Meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.
b.      Tugas Notulis/Penulis
1)      Meminta jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi
2)      Diperbolehkan untuk menyanggah
3)      Diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui
4)      Membuat makalah tentang permasalahan yang di diskusikan.
c.       Tugas Penyaji/Panelis
1)      Menyajikan materi diskusi
2)      Berperan sebagai pembicara dalam diskusi
3)      Mengutarakan makalah yang disampaikan
4)      Menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.
d.      Tugas Moderator
1)      Membuka diskusi
2)      Membacakan riwayat kehidupan panelis
3)      Mempersilahkan panelis berbicara
4)      Mengatur dan memimpin jalannya diskusi
5)      Membacakan kesimpulan diskusi.
e.       Tugas Penyanggah
1)      Menyanggah usulan dari tim alternatif
2)      Menyanggah pembicaraan panelis
3)      Meneliti kata-kata dalam makalah
4)      Melakukan pembuktian dan menentukan nilai banding
5)      Menyanggah hal-hal yang dianggap penting.

D.      Simposium
1.      Definisi Simposium
Simposium dapatdidefinisikan sebagai serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin (Frdy Firmansyah dalam Made Tegeh, 2013: 24). Selain itu, simposium juga merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda, tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposim dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi, pendengar bertanya, dan para ahli menjawab. Pembicara dalam simposium terdiri atas pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), di bawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara.  Alasan menggunakan simposium antara lain sebagai berikut.
a.       Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu
b.      Jika kelompok peserta besar
c.       Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas
d.      Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti)

2.      Kelebihan dan Kekurangan Simposium
a.       Kelebihan Simposium
1)      Dapat dipakai dalam kelompok besar ataupun kecil
2)      Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat
3)      Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi lebih menarik
4)      Dapat direncanakan jauh sebelumnya
b.      Kekurangan Simposium
1)      Kurang spontanitas dan kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan
2)      Kurang interaksi kelompok
3)      Menekankan pokok pembicaraan
4)      Agak terasa formal
5)      Kepribadian pembicara dapat menekankan materi
6)      Sulit mengontrol waktu
7)      Secara umum membatasi pendapat pembicara
8)      Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
9)      Cenderung dipakai secara berlebihan

E.       Lokakarya
Lokakarya (Inggris: academic workshop) adalah suatu acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan aktivitas dimana peserta bekerja secara kolaboratif untuk menginvestigasi, menganalisis, dan memformulasi solusi terhadap permasalahan yang telah disajikan. Pada akhirnya, hasil dapat dipresentasikan oleh group atau individu di akhir lokakarya.
Kegiatan lokakarya identik dengan seminar yaitu suatu pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu oleh para pakar dalam bidang tertentu pula. Perbedaan mendasar antara lokakarya dengan seminar hanya menekankan pada hasil yang didapat dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat digunakan peserta lokakarya dalam proses pembelajaran di kelas.
a)        Ciri – Ciri Lokakarya
a.       Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri.
b.      Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah musyawarah dan penyelidikan.
c.       Menggunakan resource person dan resource materials yang memberibantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya. 
b)       Prosedur Pelaksanaan Lokakarya
a.       Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai).
b.      Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci.
c.       Menentukan prosedur pemecahan masalah. 
c)        Kelemahan dan Kelebihan Lokakarya
a.    Kelebihan Lokakarya
1)        Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang dibahas.
2)        Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya.
3)        Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama antar peserta, Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat.
b.      Kelemahan Lokakarya
1)        Memerlukan persiapan yang relatif lama.
2)        Memerlukan tenaga dan biaya yang besar.
3)        Melibatkan banyak orang sehingga menyita waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelasnya.Menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga menimbulkan potensi konflik di antara pengamat pendidikan dan pelaksana kebijaksanaan.

DAFTAR RUJUKAN

Jelinger. 2012. Seminar. Tersedia pada http://jelinger.wordpress.com/ seminar.html  (diakses tanggal 27-02-2015).
Nurmayani. 2012. Seminar Pendidikan. Tersedia pada http://lalaukan.blogspot. com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html (diakses tanggal 27-02-2015).
Tegeh, I Made, dkk. 2013. Seminar Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.





0 komentar:

Posting Komentar