MEDIA PEMBELAJARAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Sedangkan, Pembelajaran adalah setiap perubahan
perilaku
yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran, diantarannya
Blacks dan Horalsen (dalam Sihkabuden, 1999:1) mempunyai pendapat tentang
media. Menurut mereka, “media adalah saluran komunikasi atau medium yang
digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan dimana medium itu
merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunitor ke
komunikan”. Mengenai penegrtian media pembelajaran itu sendiri, senada dengan
pernyataan yang berbunnyi “
media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran” (Brown, 1973). Sedangkan, Sadiman (2002: 6)
mengungkapkan bahwa “media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi”.
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dan untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal, pembelajar harus mempunyai pengetahuan
tentang pengelolaan media pembelajaran baik sebagai alat bantu pengajaran
maupun sebagai pendukung agar materi / isi pelajaran semakin jelas dan
dengan mudah dapat dikuasai pembelajar.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya
alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat
ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Penggunaan
media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi berbagai
hambatan dalam proses pembelajaran termasuk hambatan psikologis, hambatan
fisik, hambatan kultural dan hambatan lingkungan.
2.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu bahwa
media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik. Seiring berkembangnya
teknologi yang merupakan hasil kreatifitas manusia masa kini, maka media pembelajaran
masa kini juga berkembang begitu pesatnya, bahkan media pembelajaran masa kini
sudah banyak yang menggunakan teknologi dalam pengoperasianya selain media itu
sendiri juga merupakan produk yang dihasilkan oleh teknologi. Terdapat berbagai jenis
media belajar, diantaranya:
1. Media Visual :
grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa,
dan sejenisnya
3. Projected still media :
slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media :
film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Semua media
pembelajaran tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang diwujudkan dalam
dunia nyata. Namun sayangnya meskipun media pembelajaran berbasis teknologi telah
berkembang begitu pesatnya, akan tetapi tidak banyak guru atau pendidik yang
memiliki kecakapan untuk mengoperasikan media tersebut meskipun mereka telah
mengenalnya. Apapun kendalanya, baik karena tidak bisa mengaktifkan media
tersebut atau kendala pendanaan. Meskipun bisa mengoperasikan akan tetapi
karena sekolah atau guru pribadi tidak memilikinya, sehingga tidak bisa
diperagakan di hadapan peserta didiknya.
Namun tentunya usaha-usaha untuk mewujudkan media pembelajaran berbasis
teknologi perlu mendapatkan perhatian serius oleh para penyelenggara
pendidikan, karena efektifitas dan efisiensi media tersebut dalam menunjang
proses belajar mengajar tidak bisa dinafikan.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik
yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected
motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat
saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak
hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis
media yang bersifat interaktif.
2.3 Kriteria-Kriteria Pemilihan
Media Pembelajaran
Pengembangan media harus disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan
mengingat kemampuan dan sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Pemilihan media sebaiknya tidak lepas dari konteksnya bahwa media merupakan
komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Ada beberapa langkah
yang dapat ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran seperti yang di
kemukakan oleh Anderson dalam Goto
Kuswanto (1984: 73) menyarankan langkah-langkah dalam memilih media pemilihan
media pembelajaran, yaitu:
Pertama, penerangan atau pembelajaran. Langkah
pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi atau
pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada
kewajiban untuk dievaluasi kemampuan / keterampilannya dalam menerima
informasi, sedangkankan media untuk keperluan pembelajaran penerima
pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka telah
belajar. Kedua, tentukan transmisi pesan. Dalam kegiatan ini kita sebenarnya
dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat
bantu pengajaran’ atau ‘media pembelajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang
didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam
mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna.
Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran
digantikan oleh media. Ketiga, tentukan karakteristik pelajaran. Asumsi kita
bahwa kita telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan
analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi
dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor.
Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda. Keempat, klasifikasi
media. Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan ciri khusus masing-masing
media. Berdasarkan persepsi dria manusia normal media dapat diklasifikasikan
menjadi media audio, media video, dan audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk
fisiknya media dapat dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak) dan
media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika
diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua
yaitu media yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada di
luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya. Kelima, analisis
karakteristik masing-masing media. Media pembelajaran yang banyak macamnya
perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan
ketersediaannya. Dari berbagai alternatif kemudian dipilih media yang paling
tepat.
Selain itu, pertimbangan dalam pemilihan media untuk
kepentingan pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1. Ketepatannya
dengan tujuan pembelajaran.
2. Dukungan
terhadap isi bahan pembelajaran
3. Kemudahan
dalam memperoleh media
4. Keterampilan
guru dalam menggunakannya
5. Tersedia
waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dengan kriteria di atas, guru dapat dengan mudah
menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah
tugas-tugasnya sebagai pengajar. Pada dasarnya kehadiran media bermaksud untuk
mempermudah tugas guru, bukan sebaliknya, karena apabila dipaksakan justru
mempersulit tugas guru dalam menyampaikan pesan pada proses pembelajaran.
2.4
Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri
khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri
media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri
umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar,
dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat
dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai. Tiap-tiap
media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya.
Gerald dan Ely dalam Arsyad (2004 : 12)
mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dalam pembelajaran, yang dapat dilakukan media dalam membantu seorang
guru menjelaskan atau menerangkan sebuah materi pelajaran. Ciri-ciri tersebut
adalah:
Pertama, Ciri
Fiksatif (fixatife property). Ciri ini mendiskripsikan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu
peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun secara sistematis dan kronologis
melaui media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan
film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan
menggunakan kamera atau video kamera dapat direproduksi (dibuat ulang) dengan
mudah kapan saja dibutuhkan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu
rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada suatu waktu tertentu dapat
ditransportasikan tanpa mengenal waktu, karena telah diabadikan melalui
rekaman. Ciri-ciri yang sangat penting bagi guru adalah karena
kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format
media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadianaya hanya
sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun
kembali untuk keperluan suatu pengajaran, gerhana matahari, atau gunung meletus
misalnya. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk
kemudian direproduksi kembali ketika dibutuhkan untuk kepentingan
pengajaran. Begitu pula kegiatan peserta didik dapat diabadikan dan
direkam untuk kemudian dilakukan proses evaluasi baik oleh peserta didik
sendiri secara perorangan maupun secara kelompok. Kedua, Ciri Manipulatif (manipulatif
property). Merubah
suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kembali kepada peserta
didik dalam waktu yang singkat dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya,
bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
(metamorfosis kupu-kupu) dapat dipercepat dengan tehnik rekaman
fotografi. Disamping dapat dipercepat suatu kejadian, suatu kejadian
dapat juga diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil sustu rekaman video,
dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada video. Misalnya reaksi kimia atau
untuk mengetahui kebenaran terjadinya pelanggaran dalam suatu permainan sepak
bola dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian
pula suatu aksi atau suatu gerakan dapat direkam dengan foto kamera agar bisa
diamati atau sekedar dilihat saja. Pada rekaman gambar hidup seperti film
kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit
sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian inti atau bagian utama dari
keterangan atau kejadian yang sedang dijelaskan oleh guru kepada peserta
didiknya, sedangkan bagian-bagian yang tidak begitu diperlukan dapat dipotong
atau dilewati dengan menggunakan fasilitas yang ada pada media yang merupakan hasil
dari tekhnologi mutakhir. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan
keseriusan dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan dalam
memanipulasi isi yang ada pada media, semisal jika terjadi kesalahan pemotongan
suatu kejadian dalam rekaman video bisa jadi akan menimbulkan salah penafsiran
bagi peserta didik yang sedang mendapat tugas untuk melakukan pengamatan
terhadap isi dari rekaman video tersebut. Memanipulasi atau merubah suatu
kejadian atau obyek tertentu dengan memanfaatkan atau dengan cara mengedit
hasil rekaman dapat menghemat waktu. Semisal proses penanaman gandum hingga
masa panen tiba, kemudian gandum diolah menjadi tepung sebagai bahan baku untuk
membuat roti dapat disajikan secara singkat dalam suatu rekaman. Sehingga
memiliki nilai efisiensi yang tinggi dan tentunya juga sangat efektif, karena
mengamati suatu hal yang nampak tentunya tidak sesulit mengamati hal abstrak.
Ketiga, Ciri Distributif (distributif property). Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu obyek atau suatu informasi untuk ditransformasikan melalui
ruangan dan secara bersamaan disajikan kepada peserta didik. Dewasa ini
distribusi media tidak terbatas pada satu kelas saja, atau dalam satu
lingkup sekolah saja, akan tetapi media pembelajaran seperti kaset rekaman,
video, atau disket komputer bisa didistribusikan kemana saja sesuai dengan
kebutuhan. Karena media seperti itu merupakan media praktis dengan bobot ringan
dan ukurannya juga tidak besar, sehingga ada kemudahan untuk
mendistribusikannya ke daerah terpencil sekalipun, tinggal ada atau tidak
peralatan pendukung yang digunakan untuk mengoperasikan media tersebut. Sebuah
informasi atau suatu kejadian yang direkam dalam suatu waktu, bisa
diproduksi ulang beberapa kali dan siap untuk digunakan secara bersamaan
meskipun dalam tempat yang terpisah. Semisal proses perubahan katak mulai dari
telur katak, kemudian berubah menjadi kecebong, dan akhirnya menjadi katak
dewasa dapat direkam melalui handycam. Kemudian proses metamorfosa katak yang
telah terekam melalui handycam ini dapat digandakan dan disebarluaskan ke
seluruh pelosok sekolah yang ada di Indonsia misalnya untuk dijadikan sebagai
media yang mempermudah seorang pendidik untuk menyampaikan pengetahuan tentang
metamorfosa katak ini kepada para peserta didiknya. Dan informasi yang telah
terekam ini juga tidak rusak hanya dalam sekali waktu pemakaian saja kecuali
terjadi kerusakan tertentu yang disebabkan oleh hal-hal nonteknis, sehingga
ketika diputar ulang dalam waktu dan ruang yang berbeda isinya akan tetap sama.
2.5
Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran,
seorang guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis
kebutuhan dan karaktersitik siswa
2. Tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Materi
pembelajaran yang akan disampaikan
4. Alat
pengukur keberhasilan belajar siswa
Yang dimaksud kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran
adalah kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita
inginkan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa
sekarang. Sedangkan dalam proses pembelajaran akan memberi arah dan pedoman
serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan
aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang
mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di analisis
lebih lanjut. Materi pembelajaran harus dikembangkan dari tujuan pembelajaran
yang telah di analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu direncanakan alat
pengukur keberhasilan yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Alat pengukur keberhasilan siswa perlu dirancang secara seksama
dengan validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang komprehensif.
2.6 Manfaat dan Tujuan Media
Pembelajaran dalam pemdidikan
2.6.1 Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media bukan saja memberi
manfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru sebagai pengajar. Berikut ini adalah
berbagai manfaat dari penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, baik bagi
siswa, bagi guru, maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan
pengembangan pembelajaran.
Ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari penggunaan media pembelajaran antara lain :
- Untuk
memperlancar interaksi. Dalam hal ini keberadaan media merupakan medium
antara pesan dengan siswa, antara guru dengan siswa. Dengan demikian
kehadiran media akan meningkatkan kualitas interaksi, baik itu interaksi
guru dengan siswa , maupun interaksi siswa dengan siswa atau siswa dengan
pesan, yang pada gilirannya akan membantu siswa belajar secara optimal.
- Proses
belajar menjadi lebih menarik. Dengan media pembelajaran dapat
membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang siswa untuk bereaksi
terhadap penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuk objek pelajaran,
dan membantu mengkongkritkan sesuatu yang abstrak
- Pengelolaan
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Dengan adanya media
pembelajaran, guru dapat terbantu untuk tidak perlu banyak menulis atau
menggambar dipapan tulis. Gambar dan tulisan yang dibutuhkan dapat diperoleh
melalui fasilitas komputer, atau guru dapat memanfaatkan benda-benda
yang ada di lingkungan sekolah.
- Meningkatkan
kualitas belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran secara benar tidak
hanya membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien tetapi juga dapat
membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih dalam dan utuh. Hal ini
tentunya akan meningkatkan kualitas belajar siswa secara menyeluruh.
- Proses
pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja sesuai dengan kondisi
guru dan siswa.
- Menimbulkan
sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran. Penggunaan media yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dapat menimbulkan sikap
positif siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena media
dapat menyajikan pesan dengan konkrit disertai dengan contoh-contoh yang
dapat meyakinkan siswa akan kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang
dipelajari.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran secara baik, seorang
guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak
perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi dengan media.
Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian
kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar. Sehingga tujuan dari pendidikan
dapat tercapai dengan baik.
2.6.2 Tujuan media pembelajaran
Penggunaan media atau alat-alat modern
di dalam perkuliahan bukan bermaksud mengganti cara mengajar yang baik,
melainkan untuk melengkapi dan membantu para dosen dalam menyampaikan materi
atau informasi. Dengan menggunakan media diharapkan terjadi interaksi antara
dosen dengan mahasiswa secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang sesuai dengan tujuan. Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan suatu media
harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan
media dengan tepat. Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran
adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran
kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih
menyenangkan kepada siswa.
Tujuan lain dari penggunaan media
pembelajaran dapat pula diperoleh dari kemampuan yang dimiliki media itu
sendiri. Kemampuan tersebut diantaranya adalah :
- Memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar.
Misalnya kuman yang tidak tampak oleh mata menjadi diperbesar jutaan kali
dengan menggunakan mikroskop kamera, sehingga hasilnya dapat dilihat
dengan jelas.
- Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta. Hal ini dapat dilakukan
dengan penggunaan gambar atau program video. Dengan merekammya melalui
kamera, objek yang letaknya sangat jauh dan tidak mungkin dijangkau siswa
dapat dihadirkan dengan mudah ke hadapan siswa. Misalnya tentang salju, es
di kutub utara, dan bulan, yang tadinya adalah sessuatu yang tidak mungkin
dipelajari, dengan teknologi media semuanya menjadi kenyataan.
- Menampung
sejumlah besar peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang
sama. Misalnya program televisi pendidikan sekolah yang ditayangkan TPI
dimana seluruh siswa di Indonesia bisa belajar secara serempak untuk suatu
topik yang sama. Penggunaan media seperti televisi mampu menampung
sejumlah besar peserta yang tersebar di berbagai penjuru, tidak hanya
media televisi, media radio, modul dan internet juga dapat melakukan hal
yang sama.
Tidak diragukan lagi
bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran.
Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya
perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran,
perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan
perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru
bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media
pembelajaran tersebut.