PERMAINAN
MEGOAK-GOAKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek spiritual, aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral,
aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu
proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah maupun diperguruan tinggi
memiliki peranan yang sangat penting, yaitu: memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
kativitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis.
Pendidikan memiliki sasaran
pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah
dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami
berkembang searah dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah pendidikan
olahraga yang menginkludkan ke dalam sebuah permainan tradisional yaitu
Permainan Megoak-Goakan, dimana kini permainan tersebut mulai banyak
ditinggalkan oleh anak-anak. Selain mengandung nilai sejarah yang tinggi,
permainan ini juga memberikan aspek kebersamaan dan kerja keras bagi yang
memainkannya. Yang paling menonjol adalah unsur kompetitifnya, sehingga
benar-benar cocok selain sebagai upaya pelestarian seni dan budaya juga
bernilai olahraga yang tinggi
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas
dapat dipaparkan beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1. Bagaimana sejarah permainan Megoak-Goakan?
2. Apakah yang dimaksud Megoak-Goakan?
3. Apakah fungsi dan bagaimana cara bermain dari permainan
Megoak-Goakan?
4. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam permainan
Megoak-Goakan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
- Untuk mengetahui bagaimana sejarah permainan dari Megoak-Goakan
- Mengenal dan mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Megoak-Goakan
- Mengetahui fungsi dan bagaimana cara bermain Megoak-Goakan
- Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam permainan Megoak-Goakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Magoak-Goakan
Megoak-goakan merupakan permainan asli tradisional dari
Bali Utara. Permainan ini konon sangat digemari oleh Ki Panji Sakti, Raja
Buleleng yang dikenal sebagai seorang kesatria yang gagah perkasa. Pada sekitar
tahun 1584 Masehi, untuk mencari tempat yang lebih strategis maka Kota Panji
dipindahkan kesebelah Utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru inilah Baginda
selalu bersuka ria bersama rakyatnya sambil membangun dan kemudian tempat yang
baru ini di beri nama “SUKASADA” yang artinya selalu Bersuka Ria. Selanjutnya
di ceritakan berkat keunggulan Ki Gusti Panji Sakti, maka Kyai Sasangka Adri,
Lurah kawasan Tebu Salah (Buleleng Barat) tunduk kepada baginda. Lalu atas
kebijaksanaan beliau maka Kyai Sasangka Adri diangkat kembali menjadi Lurah di
kawasan Bali Utara Bagian Barat. Untuk lebih memperkuat dalam memepertahankan daerahnya,
Ki Gusti Ngurah Panji Sakti segera membentuk pasukan yang di sebut “Truna Goak”
di Desa Panji. Pasukan ini dibentuk dengan jalan memperpolitik seni permainan
burung gagak, yang dalam Bahasa Bali disebut “Magoak-goakan”. Dari permainan
ini akhirnya terbentuknya pasukan Truna Goak yang berjumlah 2000 orang, yang
terdiri dari para pemuda perwira berbadan tegap, tangkas, serta memiliki moral
yang tinggi di bawah pimpinan perang yang bernama Ki Gusti Tamblang Sampun dan
di wakili oleh Ki Gusti Made Batan.
Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putra
Baginda dan perwira lainnya, memimpin pasukan Truna Goak yang semuanya siap
bertempur berangkat menuju daerah Blambang. Dalam pertempuran ini Raja
Blambangan gugur di medan perang dengan demikian kerajaan Blambangan dengan
seluruh penduduknya tunduk pada Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Berita
kemenangan ini segera di dengar oleh Raja Mataram Sri Dalem Solo dan kemudian
beliau menghadiahkan seekor gajah dengan 3 orang pengembalanya kepada Ki Gusti
Ngurah Panji Sakti. Menundukkan kerajaan Blambangan harus ditebus dengan
kehilangan seorang putra Baginda bernama Ki Gusti Ngurah Panji Nyoman, hal mana
mengakibatkan Baginda Raja selalu nampak bermuram durjan. Hanya berkat
nasehat-nasehat Pandita Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan
dan kemudian terkandung maksud untuk membangun istana yang baru di sebelah
Utara Sukasada.
Pada sekitar tahun Candrasangkala “Raja Manon Buta Tunggal” atau Candrasangkala 6251 atau sama dengan tahun caka 1526 atau tahun 1604 Masehi, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang, yakni lading tempat pengembala ternak, dimana ditemukan orang-orang menanam Buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan istana yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada tanggal “30 Maret 1604”.
Pada sekitar tahun Candrasangkala “Raja Manon Buta Tunggal” atau Candrasangkala 6251 atau sama dengan tahun caka 1526 atau tahun 1604 Masehi, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang, yakni lading tempat pengembala ternak, dimana ditemukan orang-orang menanam Buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan istana yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada tanggal “30 Maret 1604”.
2.2 Pengertian Megoak-Goakan
Megoak-Goakan adalah salah satu bukti kekayaan budaya dan
tradisi di Bali yang masih dipertahankan kelestariannya sampai saat ini.
Megoak-Goakan merupakan permainan tradisional rakyat khususnya khas Desa Panji
yang biasanya dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi tiba.
Nama Megoak-Goakan sendiri diambil dari nama
Burung Gagak (Goak yang gagah) yang terilhami ketika melihat burung ini tengah
mengincar mangsanya. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang
dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan
Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur. Secara turun-temurun Megoak-Goakan konsisten terus
dilaksanakan dan dijaga kelestariannya sampai kini. Ketika merayakan acara
Megoak-Goakan ini suasana kekeluargaan dan kegembiraan warga yang merayakannya
akan sangat terasa sekali. Meskipun tak jarang para peserta yang melakukannya
harus jungkir-balik karena memang arena yang dipakainya miring, namun sama
sekali tak mengendurkan semangat dan antusiasme warga yang mengikutinya.
Bagi warga yang sudah ikut, bisa langsung pulang atau menonton rekannya bermain. Dalam permainan tradisi kolot ini, satu regu terdiri dari 11 peserta yang melawan kelompok yang lainnya dengan jumlah yang sama. Supaya tertib, maka dalam arena permainan diatur oleh pecalang. Disebutkan filosofi permainan ini, sebagai wujud purusa pradana (laki-laki melawan perempuan). Disebutkan, dalam satu kelompok goak terdiri dari sebelas orang. Sementara penentuan kemenangan adalah kelompok Goak-goakan yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang paling belakang) dalam kelompok lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Bagi warga yang sudah ikut, bisa langsung pulang atau menonton rekannya bermain. Dalam permainan tradisi kolot ini, satu regu terdiri dari 11 peserta yang melawan kelompok yang lainnya dengan jumlah yang sama. Supaya tertib, maka dalam arena permainan diatur oleh pecalang. Disebutkan filosofi permainan ini, sebagai wujud purusa pradana (laki-laki melawan perempuan). Disebutkan, dalam satu kelompok goak terdiri dari sebelas orang. Sementara penentuan kemenangan adalah kelompok Goak-goakan yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang paling belakang) dalam kelompok lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Lokasi
Perayaan Tarian Megoak-Goakan dirayakan
di Desa Panji, Kecamatan Sukasada sekitar 6 km ke selatan Kota Singaraja. Oleh masyarakat Buleleng (Bali utara)
permainan-ini benar-benar mempunyai nilai heroik, karena berkat taktik inilah
raja Panji Sakti dapat mengobarkan semangat juang yang spontan dari pada
rakyatnya. Permainan ini tetap disukai oleh masyarakat Buleleng, bahkan meluas
ke seluruh Bali. Memang daerah-daerah diluar Kabupaten Buleleng menganggap
permainan ini tidaklah sekhidmad daerah Buleleng. Daerah-daerah diluar Buleleng
menganggap permainan ini dipakai sebagai permainan yang baik, karena disamping
bernilai hiburan, olahraga, juga ada unsur seninya.
Oleh
karena itu permainan ini dari sejarah kelahirannya sekitar abad ke 16, dan
sekarang akan diangkat untuk dijadikan seni pertunjukan. Sebenamya kalau
diangkat menjadi tari masih banyak sekali memerlukan persyaratan. Tetapi untuk
diangkat sebagai "media pertunjukan" tidaklah terlalu sulit, karena
ia sudah memenuhi syarat bagi sebuah permainan rakyat, bahkan yang paling
menonjol unsur kompetitifnya, karena itu benar-benar bernilai olahraga.
2.3
Cara Bermain dan Fungsi Megoak-Goakan
Megoak-Goakan
merupakan permainan yang diikuti oleh banyak peserta maksimal sepuluh orang.
Satu orang menjadi goak dan sembilan orang sisanya menjadi ular dengan bentuk
berjejer seperti berbaris. Kemudian setelah pesiapan siap dan permainan dimulai,
si Goak langsung mengejar ekor (orang yang paling belakang) dari barisan ular
tersebut. Dengan arah berhadap-hadapan antara ular dan goak, kepala ular (orang
yang pertama di barisan ular) menghalang-halangi goak untuk mengejar ekor si
ular dan yang menjadi ekor ular akan terus berusaha menghindar dari dekapan si
goak. Seandainya dalam permainan ini ekor ular tersebut di dapatkan oleh si
goak, maka yang menjadi ekor ular tersebut berganti menjadi goak dan yang
menjadi goak sebelumnya menjadi kepala ular yang akan menjaga seluruh badan
ular, begitu pula seterusnya.
Fungsi yang sangat terpenting dalam permainan ini adalah kerjasama antara semua
orang dalam barisan ular tersebut dan kegigihan orang yang menjadi goak untuk
mendapatkan ekor si ular.
2.4
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Permainan Megoak-Goakan
Permainan ini
memiliki nilai afektif, kognitif dan npsikomotor sebagai bentuk dari pelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan. Lebih terperinci sebagai berikut :
a. Nilai afektif
Nilai afektif
adalah nilai keaktifan dalam melaksanakan permainan ini. Nilai afektif yang terkandung adalah saat anggota serius dan sportif dalam bermain
dan melaksanakan
tugas dengan baik dan benar. Permainan
Megoak-Goakan juga mengajarkan nilai kebersamaan/kekompakan, nilai kegigihan,
dan heroik para pemain. Kita juga diajak untuk melestarikan permainan
tradisional yang memiliki nilai sejarah sangat tinggi.
b. Nilai kognitif
Nilai kognitif yaitu nilai tertulis
berdasarkan penguasaan materi atau
pengetahuan pemain. Peserta
pemain Megoak-Goakan dinilai baik apabila anggota mengerti aturan main dan
memahami perannya sebagai
goak dan seekor ular.
Disini pemain yang manjadi goak akan diasah kemampuan kognitifnya dalam
mengolah taktik atau strategi agar ia dengan cepat dapat menangkap ekor ular
dengan halangan dari kepala ular yang berada di depan.
c. Nilai psikomotor
Nilai
psikomotor adalah nilai prilaku dalam permainan. Nilai ini berupa kehadiran dan
mentaati peraturan bermain. Pemain
memiliki psikomotor yang baik harus melaksanakan permainan
sesuai peraturan permainan.
Pemain Megoak-Goakan harus sportif dalam upaya menangkap ekor ular.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Megoak-goakan
merupakan permainan asli tradisional dari Bali Utara. Permainan ini konon
sangat digemari oleh Ki Panji Sakti, Raja Buleleng yang dikenal sebagai seorang
kesatria yang gagah perkasa. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan
pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal
sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa
Timur.
Megoak-Goakan merupakan permainan
yang diikuti oleh banyak peserta maksimal sepuluh orang. Satu orang menjadi
goak dan sembilan orang sisanya menjadi ular dengan bentuk berjejer seperti
berbaris. Kemudian setelah pesiapan siap dan permainan dimulai, si Goak
langsung mengejar ekor (orang yang paling belakang) dari barisan ular tersebut.
Dengan arah berhadap-hadapan antara ular dan goak, kepala ular (orang yang
pertama di barisan ular) menghalang-halangi goak untuk mengejar ekor si ular
dan yang menjadi ekor ular akan terus berusaha menghindar dari dekapan si goak.
Fungsi yang sangat terpenting dalam permainan ini adalah kerjasama antara semua
orang dalam barisan ular tersebut dan kegigihan orang yang menjadi goak untuk
mendapatkan ekor si ular. Nilai yang terkandung dalam permainan ini adalah
nilai kognitif, afektif, dan psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Warisan Budaya Indonesia. Tersedia di
http://warisanbudayaindonesia.info/view/warisan/2199/Megoak-goakan. Diakses
pada tanggal 15 Maret 2014
Anonim.
2013. Sejarah Megoak-Goakan. Tersdia
pada https://www.facebook.com/permalink.php?id=104661256296076&story_fbid=431771740251691.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2014
Oleh:
Kelas
B / Semester IV
PGSD FIP UNDIKSHA
1.
Ni Komang Sri Utami (1211031124)
2.
Ni Wayan Suitriani (1211031122)
3.
Ni Ketut Alit Aryani (1211031220)
4.
Gede Pera Surpadiana (1211031078)
0 komentar:
Posting Komentar