A.
Seminar
1.
Definisi Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang
berarti “benih”. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarium, yang berarti “tanah tempat
menanam benih”. Jadi, seminar berarti “
tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar pada
umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas
maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Seminar
merupakan kegiatan ilmiah untuk mengeksplorasi ide, dimana semua pesertanya
terlibat aktif.
Tujuan
diadakannya seminar, yaitu
menyampaikan suatu pendapat atau sesuatu yang baru kepada pendengarnyadengan
harapan penerima informasi memperoleh sesuatu yang baru untuk
dikembangtumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada yang lainnya. (http://jelinger.wordpress.com/seminar/)
Pembahasan
dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah.
Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri, waktu akan banyak
digunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu, dibutuhkan
pimpinan kelompok yang menguasai persoalan, sehingga penyimpangan dari pokok
persoalan dapat dicegah.
2.
Syarat-syarat Seminar
Seminar merupakan kegiatan ilmiah untuk
mengeksplorasi ide dimana semua pesertanya terlibat aktif. Menurut Oni Suryaman
(dalam Made Tegeh,
dkk., 2013: 12) mengutip buku berjudul The Paidea Program karya Mortime J.
Adler mengidentifikasikan empat syarat untuk berjalannya sebuah seminar, yaitu
sebagai berikut.
a.
Ruang Seminar
Ruangan
untuk seminar haruslah ruangan yang mendukung interaksi aktif peserta seminar.
Ruangan yang dimaksud hendaknya didukung dengan fasilitas yang memadai. Luas
ruang seminar juga harus disesuaikan dengan jumlah peserta seminar.
b.
Peserta
Semua
peserta seminar adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi seperti halnya
mengikuti perkuliahan. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Dengan demikian, seminar akan berjalan dengan baik karena peserta
terlibat aktif mulai dari awal. Dengan
diketahuinya tema seminar, mereka bisa membuat sebuah essai pendek tentang tema
yang diseminarkan.
c.
Moderator
Seorang
moderator bertugas mengarahkan jalannya
seminar. Peran seorang maderator ada dua yaitu: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan,
moderator berperan menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Sedangkan
dalam memoderasi, moderator berperan menjaga agar tidak ada satu orang atau
satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema
seminar tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar dimulai, seorang
moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan
tentang tema tersebut dan menentukan kata-kata kunci.
d.
Pengarah
Dalam kegiatan seminar proposal pendidikan juga sangat dibutuhkan seorang
pengarah yang memiliki fungsi sebagai orang yang dapat menengahkan pendapat
antara peserta dan penyaji tentunya pengarah disini adalah orang yang
benar-benar ahli dalam pendidikan. Pengarah adalah ahli yang memiliki
kompetensi pendidikan sehingga dalam kegiatan seminar semua permasalahan yang
ada dan tidak dapat dipecahkan dapat diselesaikan oleh seorang pengarah,
sehingga tujuan seminar dapat terlaksana dengan baik tanpa melenceng dari isi
karya ilmiah penyaji, berbeda dengan seminar yang secara umum tentunya tidak
ada pengarah hanya penyaji saja yang dapat menjawab dari beberapa kritikan dari
peserta. (http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html)
e.
Notulen
Notulen adalah
orang yang diberi tugas dalam seminar untuk membuat catatan singkat tentang
jalannya persidangan/ rapat/ seminar juga merangkum isi secara tertulis dari
persidangan/ rapat atau seminar. Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam
kegiatan ilmiah sebab moderator sebagai pengelola kegiatan butuh catatan
penting tentang jalannya kegiatan. Pada kebiasaannya tempat notulen berdekatan
dengan moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak terjadi miss
communication (kurang komunikasi) antara notulen dengan moderator, dalam hal
ini notulen tidak saja menulis dari awal kegiatan namun sampai dengan
berakhirnya kegiatan notulen juga berkewajiban menulis jalannya kegiatan. (http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html
f.
Penyaji/
Pemrasaran
Penyaji/Pemrasaran,
adalah orang yang bertugas menyampaikan materi yang akan disampaikan pada
seminar. Penyaji juga bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh para peserta.
(http://lalaukan.blogspot.com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html)
3.
Jalannya Seminar
Hal-hal yang perlu diperhatikan demi
berjalannya sebuah seminar yang baik adalah sebagai berikut.
a.
Seminar adalah sebuah
diskusi dua arah.
b.
Seminar bisa dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke
pertanyaan-pertanyaan yang lain yang lebih dalam.
c.
Semua pertanyaan dan
pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas.
d.
Setiap pertanyaan
haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban.
e.
Sebuah pertanyaan bisa
dilihat sebgai jembatan kepada pertanyaan lain yang mendasar.
f.
Klarifikasi istilah
yang sama dengan arti yang berbeda atau istilah yang berbeda dengan arti yang
sama oleh moderator.
g.
Etiket harus
diperhatikan dalam sebuah seminar.
Bahasa harus santun dan tidak
merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh
peserta yang lain. Canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di
dalam seminar.Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide
kreatif yang kadang membangkitkan tawa.
h.
Seminar adalah sebuah
tempat untuk menggodok ide dan bukan tempat untuk membenarkan diri.
i.
Sebuah seminar yang
baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap rang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing.
4.
Kelebihan dan
Kekurangan Seminar
Seminar memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, yaitu sebagai berikut.
a.
Kelebihan Seminar
Adapun kelebihan dari sebuah seminar,
yaitu:
(1)
Membangkitkan
pemikiran logis,
(2)
Mendorong analisis
menyeluruh,
(3)
Prosedurnya dapat
diterapkan untuk berbagai jenis problema,
(4)
Membangkitkan tingkat
konsentrasi yang tinggi pada diri peserta,
(5)
Meningkatkan
keterampilan dalam mengenal problema.
b.
Kekurangan Seminar
Adapun kekurangan dari sebuah seminar,
yaitu:
(1)
Membutuhkan banyak
waktu,
(2)
Membutuhkan pimpinan
yang terampil,
(3)
Sulit dipakai bila
kelompok terlalu besar,
(4)
Menghaaruskan setiap
anggota kelompok untuk mempelajari terlebih dahulu,
(5)
Mungkin perlu
dilanjutkan pada diskusi yang lain.
5.
Tips Menyelenggarakan
Seminar
Bagi institusi pendidikan, seminar
merupakan kegiatan rutin.
Oleh karena itu, perlu diketahui
apa saja yang perlu diperhatikan untuk
menyelenggarakan seminar agar berhasil. Adapun beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam menyelenggarakan seminar, yaitu sebagai berikut.
a.
Tema Seminar
Tema
seminar bersifat persuasif agar orang-orang berminat untuk mengikuti seminar.
Misalkan tema seminar yang akan diangkat adalah “Meningkatkan Potensi UKM”.
Dapat dirubah nama tema tersebut sehingga bersifat persuasif, misalnya menjadi
“Cara Jitu Menjadi UKM Sukses”.
b.
Materi Seminar
Materi
seminar harus sesuai dengan tema dan judul materi yang sudah ditetapkan,
sehingga tidak ada peserta yang meras kecewa karena seminar yang terselenggara
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, perlu ada komunikasi yang
baik antara penyelenggara dan pembicara seminar.
c.
Pembicara dan
Moderator
Pembicara seminar merupakan faktor yang
sangat penting karena merupakan ujung tombak keberhasilan seminar, penarik
minat peserta, penentu kualitas seminar juga dapat terlihat dari pembicaranya.
Pembicara yang dipilih harus memiliki wawasan sesuai dengan tema yang akan
diangkat. Pembicara yang populermerupakan suatu keuntungan dan dapat
meningkatkan nilai jual seminar. Moderator yang dipilih juga memiliki wawasan
yang sesuai dengan tema seminar dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik
sehingga sesi yang dibakan menjadi lebih hidup.
d.
Panitia
Panitia merupakan ujung tombak kedua
setelah pembicara, karena panitia sangat memiliki andil dalam mencapai
keberhasilan seminar. Panitia yang dapat bekerjasama, serta memiliki kemampuan
dan spesialisasi di masing-masing tugas dalam penyelenggaraan seminar.panitia
dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
(1)
Bagian Acara
Seksi acara bertugas
untuk mengurus jadwal acara, hubungan dengan pembicara, materi pembicara, contact person, keuangan, tempat,
hiburan, pendaftaran peserta. Selain itu, seksi acara harus mempertimbangkann
penambahan jumlah peserta yang langsung datang di hari H. Hiburan yang disiapkan
dapat berbentuk kuis dengan hadiah yang menarik pada saat selang waktu menunggu
sesi selanjutnya.
(2)
Bagian Marketing
Bagian
yang bertugas untuk mempromosikan dan mensosialisasikan kegiatan seminar,
seperti penentu strategi pemasaran, membuat pamflet serta penyebarannya,
spanduk, baliho, media visual, dan sponsorship.
(3)
Bagian Konsumsi dan
ATK
Konsumsi
merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu peserta, sebisa mungkin sesuai
dengan biaya yang dibayarkan. ATK yang biasanya ada pada seminar antar lain:
tas seminar, alat tulis, block note,map
dan materi, CD materi, kartu tanda peserta, dan sertifikat.
(4)
Bagian Dokumentasi
Bagian
yang bertugas untuk pengambilan foto dan video, desain untuk penunjang seminar.
Dokumentasi biasanya dilakukan dari persiapan acara semianar, pada acara
seminar sedang berlangsung hingga berakhirnya seminar.
(5)
Bagian Panitia
Pendukung
Mengerjakan
hal-hal diluar pembagian tugas diatas yang umumnya disebut panitia umum.
(6)
Target Peserta
Dalam
menyelenggarakan seminar, sangat penting untuk mengidentifikasi target peserta.
Melihat potensi yang ada, menggambarkan banyak segmen yang masuk dalamtarget
peserta. Hal ini dapat membantu bagian marketing
dalam menyusun strategi, sehingga strategi pemasaran dibuat menjadi
efektif.
(7)
Fasilitas Peserta
Panitia
penyelenggara seminar wajib menyediakan fasilitas untuk peserta, fasilitas yang
biasa disediakan dalam acara seminar, seperti: konsumsi, ATK, door prize, sertifikat atau piagam,
makalah seminar, dan CD dokumentasi.
(8)
Strategi Promosi
Strategi
promosi dapat berbeda-beda tergantung pada potensi peserta yang
diidentifikasikan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: memasang pamflet
di tempat-tempat yang strategis yang banyak dikunjungi orang, spanduk di daerah
bisnis, iklan di majalah-majalah yang mewakili tema, media visual, dan
lain-lain, sehingga dapat menarik minat peserta seminar.
B.
Diskusi
1.
Definisi Diskusi
Menurut Slamet Soewandi (dalam Made
Tegeh,dkk., 2013: 17), pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu
masalah oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang
paling baik berdasarkan berbagai masukan.
Dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 17
disebutkan bahwa diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang
ataulebih/kelompok. Dari topik inilah, diskusi berkembang dan diperbincangkan
yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
2.
Jenis-jenis Diskusi
Ada beberapa macam diskusi dan
masing-masing memiliki ciri tersendiri. Karakteristik itu dapat ditunjukkan
dari jumlah peserta, permasalahan yang dibahas dan komponen-komponen yang
terlibat di dalamnya. Diskusi terdiri atas delapan macam, antara lain: (1)
seminar, (2) sarasehan/simposium,
(3) lokakarya/ sanggar kerja, (4) santiaji, (5)
muktamar, (6) konfrensi, (7) diskusi panel, dan (8) diskusi kelompok. Jenis
diskusi yang akan diulas lebih adalaah diskusi kelompok, karena diskusi ini
sering digunakan sebagai strategi membicarakan suatu masalah.
3.
Diskusi Kelompok
Kegiatan diskusi kelompok merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan
diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan.
Menurut Moh. Surya (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 18), diskusi kelompok
merupakan suatu proses bimbingan dimana siswa akan mendapatkan suatu kesempatan
untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi
kelompok adalah suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap kelompok akan mendapatkan
kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing.
4.
Bentuk-bentuk Diskusi
Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan dengan
beberapa bentuk. Suryosubroto (dalam Made Tegeh,dkk., 2013: 19) menyebutkan
macam-macam bentuk diskusi kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.
The Social Problema Meeting
Para siswa berbincang-bincang
memecahkan masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap
siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b.
The Open-Ended Meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenal
masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan kehidupan
mereka di sekolah, dengan sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar mereka.
c.
The Educational-Diagnosis Meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai
pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas
pelajaran yang telah diterima agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman
yang baik dan benar.
Sementara
itu, bentuk-bentuk diskusi kelompok menurut Dewa Ketut Sekardi (dalam Made
Tegeh,dkk., 2013: 20), yaitu:
a.
Dilihat dari jumlah
anggota
Jika dilihat
dari jumlah anggota, diskusi kelompok dibagi menjadi diskusi kelompok besar dan
kelompok kecil. Diskusi kelompok besar anggotanya berjumlah 20 orang atau
lebih, sedangkan diskusi kelompok kecil anggotanya kurang dari 20 orang.
b.
Dilihat dari
pembentukan
Dlihat dari
pembentukannya, diskusi kelompok terdiri dari diskusi kelompok formal dan
informal. Dalam bentuk diskusi formal, proses pembentukannya sengaja dibentuk,
sedangkan dikusi informal, proses terbentuknya secara spontan dan tanpa
direncanakan.
c.
Dilihat dari tujuan
Dilihat dari
tujuan diskusi kelompok ada dua macam yaitu, pemecahan masalah dan terapi
anggota. Pemecahan masalah memiliki ciri utama menekankan pada hasil diskusi,
sedangkan terapi anggota menekankan pada proses diskusi.
d.
Dilihat dari waktu
diskusi
Dilihat dari
waktu diskusi, diskusi kelompok dibagi menjadi marathon dan singkat/reguler.
Marathon dilakukan secara terus menerus tanpa jeda waktu selama 5-12 jam, sedangkan
singkat/reguler dilakukan 1-2 jam dan dilakukan secara berulang-ulang.
e.
Dilihat dari masalah
yang dibahas
Dilihat dari
masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua macam yaitu sederhana dan
komplek/rumit. Sederhna mempunyai ciri utama masaslah yang dipecahkan relatif
mudah, sedangkan komplek/rumit masalah yang dipecahkan cukup sulit.
f.
Dilihat dari aktivitas
kelompok
Dilihat dari
aktivitas kelompok, diskusi kelompok dapat dibedakan menjadi terpusat pada
pemimpin dan demokratis. Diskusi yang terpusat pada pemimpin cenderung
anggotanya yang kurang aktif, tetapi pemimpin yang lebih aktif, sedangkan
demokrasi, anggota dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan
pendapat.
C.
Diskusi Panel
1.
Definisi Diskusi Panel
Ferdy Firmansyah (dalam Made Tegeh,dkk.
2013: 21) mendefinisikan diskusi panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang
sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel
dibawakan oleh 3-6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang
moderator. Yang membawakan diskusi disebut panelis.
Prosedur
penyelenggaraan diskusi panel adalah sebagai berikut.
a.
Pengenalan panelis
oleh moderator
b.
Penyampaian persoalan
umum kepada para panelis oleh moderator
c.
Panelis berdiskusi dan
pengunjung mendengarkan jalannya diskusi
d.
Moderator menarik
kesimpulan hasil diskusi, dan
e.
Pengunjung kemudian
mendiskusikan lebih lanjut hasil diskusi para panelis, namun saat para panelis
berdiskusi panjang, pengunjung tidak diberikan kesempatan mengemukakan
pendapat.
Alasan
menggunakan diskusi panel adalah:
a.
Ingin menggunakan
pendapat yang berbeda-beda
b.
Ingin memberi stimulus
para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan
c.
Ada panelis yang
memenuhi syarat
d.
Pembicaraan terlalu
luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu
e.
Ingin mengajak
pendengar melihat”ke dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal,
dan
f.
Ada maderator yang
cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.
2.
Kelebihan dan
Kekurangan Diskusi Panel
1.
Kelebihan Diskusi
Panel
a.
Membangkitkan pikiran.
b.
Mengemukakan pandangan
yang berbeda-beda.
c.
Mendorong ke analisis
lebih lanjut.
d.
Memanfaatkan para ahli
untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
2.
Kekurangan Diskusi
Panel
a.
Mudah tersesat bila
moderator tidak terampil.
b.
Memungkinkan panelis
berbicara terlalu banyak.
c.
Tidak memberi kesempatan peserta untuk bertanya.
d.
Cenderung menjadi
serial pidato pendek.
e.
Membutuhkan persiapan
yang cukup banyak.
3.
Tugas-tugas Para
Pelaku dalam Diskusi Panel
Adapun tugas-tugas dari pelaku dalam
diskusi panael yang akan dijelaskan seperti dibawah ini.
a.
Tugas Peserta
1)
Mengikuti jalnnya
diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi menjadi tim alternatif dan
oposisi yang termasuk panelis
2)
Mengajukan usul,
pendapat, maupun komentar
3)
Meminta panelis untuk
memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.
b.
Tugas Notulis/Penulis
1)
Meminta jumlah peserta
dan segala kegiatan dalam diskusi
2)
Diperbolehkan untuk
menyanggah
3)
Diperbolehkan untuk
menyetujui ataupun tidak menyetujui
4)
Membuat makalah
tentang permasalahan yang di diskusikan.
c.
Tugas Penyaji/Panelis
1)
Menyajikan materi
diskusi
2)
Berperan sebagai
pembicara dalam diskusi
3)
Mengutarakan makalah
yang disampaikan
4)
Menjawab pertanyaan
dari peserta dan penyanggah.
d.
Tugas Moderator
1)
Membuka diskusi
2)
Membacakan riwayat
kehidupan panelis
3)
Mempersilahkan panelis
berbicara
4)
Mengatur dan memimpin
jalannya diskusi
5)
Membacakan kesimpulan
diskusi.
e.
Tugas Penyanggah
1)
Menyanggah usulan dari
tim alternatif
2)
Menyanggah pembicaraan
panelis
3)
Meneliti kata-kata
dalam makalah
4)
Melakukan pembuktian
dan menentukan nilai banding
5)
Menyanggah hal-hal
yang dianggap penting.
D.
Simposium
1.
Definisi Simposium
Simposium dapatdidefinisikan sebagai
serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin (Frdy
Firmansyah dalam Made Tegeh, 2013: 24). Selain itu, simposium juga merupakan
pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek
mengenai aspek yang berbeda, tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah.
Simposim dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi,
pendengar bertanya, dan para ahli menjawab. Pembicara dalam simposium terdiri
atas pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), di bawah
pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Alasan menggunakan simposium antara lain
sebagai berikut.
a.
Untuk mengemukakan
aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu
b.
Jika kelompok peserta
besar
c.
Kalau kelompok
membutuhkan keterampilan yang ringkas
d.
Jika ada pembicara
yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti)
2.
Kelebihan dan
Kekurangan Simposium
a.
Kelebihan Simposium
1)
Dapat dipakai dalam
kelompok besar ataupun kecil
2)
Dapat mengemukakan
informasi banyak dalam waktu singkat
3)
Pergantian pembicara
menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi lebih menarik
4)
Dapat direncanakan
jauh sebelumnya
b.
Kekurangan Simposium
1)
Kurang spontanitas dan
kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan
2)
Kurang interaksi
kelompok
3)
Menekankan pokok
pembicaraan
4)
Agak terasa formal
5)
Kepribadian pembicara
dapat menekankan materi
6)
Sulit mengontrol waktu
7)
Secara umum membatasi
pendapat pembicara
8)
Membutuhkan
perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
9)
Cenderung dipakai
secara berlebihan
E.
Lokakarya
Lokakarya
(Inggris: academic workshop) adalah
suatu acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu
dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan aktivitas dimana peserta bekerja secara
kolaboratif untuk menginvestigasi, menganalisis, dan memformulasi solusi
terhadap permasalahan yang telah disajikan. Pada akhirnya, hasil dapat
dipresentasikan oleh group atau
individu di akhir lokakarya.
Kegiatan
lokakarya identik dengan seminar yaitu suatu pertemuan ilmiah untuk membahas
masalah tertentu oleh para pakar dalam bidang tertentu pula. Perbedaan
mendasar antara lokakarya dengan seminar hanya menekankan pada hasil yang
didapat dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat digunakan peserta
lokakarya dalam proses pembelajaran di kelas.
a)
Ciri – Ciri Lokakarya
a.
Masalah yang dibahas bersifat life
centered dan muncul dari peserta sendiri.
b.
Cara yang digunakan ialah metode
pemecahan masalah musyawarah dan penyelidikan.
c.
Menggunakan resource person dan
resource materials yang memberibantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil
yang sebaik-baiknya.
b)
Prosedur Pelaksanaan
Lokakarya
a.
Merumuskan tujuan workshop (output
yang akan dicapai).
b.
Merumuskan pokok-pokok masalah
yang akan dibahas secara terperinci.
c.
Menentukan prosedur pemecahan
masalah.
c)
Kelemahan dan
Kelebihan Lokakarya
a.
Kelebihan Lokakarya
1)
Peserta mendapatkan keterangan
teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang dibahas.
2)
Peserta mendapatkan
petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya.
3)
Peserta dibina untuk bersikap dan
berfikir secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama antar peserta, Terhubungnya
lembaga pendidikan dan masyarakat.
b.
Kelemahan Lokakarya
1)
Memerlukan persiapan yang relatif
lama.
2)
Memerlukan tenaga dan biaya yang
besar.
3)
Melibatkan banyak orang sehingga
menyita waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelasnya.Menimbulkan
banyak pro dan kontra sehingga menimbulkan potensi konflik di antara pengamat
pendidikan dan pelaksana kebijaksanaan.
DAFTAR RUJUKAN
Jelinger. 2012. Seminar. Tersedia pada http://jelinger.wordpress.com/ seminar.html (diakses tanggal 27-02-2015).
Nurmayani. 2012. Seminar Pendidikan. Tersedia pada http://lalaukan.blogspot. com/2014/01/pnegertian-dan-tata-cara-pelaksanaan.html (diakses tanggal 27-02-2015).
Tegeh, I Made, dkk. 2013. Seminar
Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.
0 komentar:
Posting Komentar