Menurut
umat hindu di bali posisi tidur tidak boleh menghadap selatan atau barat Kerena
arah utara dan timur dipandang sebagai arah yang di sucikan. arah utara
dainggap sebagai dataran tingggi atau gunung yang di yakini sebagai lingga
tidak bergerak sebagai linggih atau tempat bersemayamnya ida sang hyang widhi
sebagai pencipta alam semesta dimana banyak didirikan tempat – tempat suci
untuk menunjukan keagungan beliau. Sementara arah timur sebagai arah terbitnya
matahari juga dianggap suci karena matahari dianggap sebagai symbol kekuasan dan
keabadi’an tuhan yang dapat menerangi serta memberikan kehidupan bagi alam
semesta ini.
Sesuai dengan kupasan
dari kidung Nitisastra VII,1-2 yang menyebutkan:
Perhatikan tempat kepalamu, waktu
tidur beginilah pelajaran dari buku-buku. Jika kepalamu ditimur, akan panjang
umurmu. Jika diutara engkau mendapatkan kejayaan. Jika letak kepalamu didarat,
akan mati rasa cinta padamu, engkau akan dibenci para sahabatmu dan jika
membujur keselatan, akan pendek umurmu dan menyebabkan rasa dukacita.
Apabila
dikaitkan dengan manusia, bagian yang paling utama adalah kepala, yang
merupakan bagian paling suci kerena sebagai pusat pengendali dan keseimbangan
di dalam tubuh kita. Jika kita tidur dengan kepala menghadap ke utara / barat
hal itu sama saja kalau kita tidak menghormati keberadaan tuhan yang berstana
di puncak gunung serta merendahkan beliau dalam wujud matahari.
Bagaimana klo kita tidur mengikuti petunjuk wastu sastra yang merupakan kaidah tertinggi dari kitab suci kita Weda? Mohn penjelasan karena bodohnya saya suksma
BalasHapus