Jumat, 24 Mei 2013

Pura di Bali


Pulau Bali sering dijuluki dengan berbagai nama oleh wisatawan, diantaranya disebut “Bali the island thousand temple”, artinya adalah Bali adalah pulau dengan seribu buah pura. Bali kadang kala disebut pula dengan pulau dewata atau ‘the island of God’ dan julukan yang lainnya. Dalam kenyataannya, Pulau Bali memang banyak terlihat terdapat pura dan tersebar di seluruh pelosok Pulau Bali. Menurut keadaan tahun 1979 tercatat jumlah pura di Bali sebanyak 5.259 buah yang terdiri dari 9 buah Khayangan Jagat di Bali, Dhang Kahyangan sebanyak 714 buah, dan Kahyangan Tiga sebanyak 4.368 buah. Jumlah tsesebut tidak termasuk tempat suci pemujaan roh leluhur yang disebut pura Kawitan atau Padadyan (Gede Ardana, 1989).
Adanya banyak pura di Pulau Bali bukanlah berarti umat Hindu di Indonesia khsusnya di Bali menganut kepercayaan politheisme, melainkan tetap monotheisme karena yang distanakan di pura adalah Prabhawa Ida Sang Hyang Widhi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Yang distanakan di Pura biasanya disesuaikan dengan fungsi pura itu sendiri, contohnya adalah Pura Kawitan dimana Pura Kawitan merupakan pura tempat berstananya Para Leluhur. Pura Kawitan dapat memberi pelajaran kepada semua umat beagama bahwa dalam hidup kita tidak akan terpisahkan dari masa lalu, antara masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang haruslah saling bersinergi artinya masa lalu bukan dilupakan melainkan dijadikan refleksi demi kesuksesan-sukses duniawi dan spiritual- di masa yang akan datang.
Di Bali, Pura bukan hanya menjadi tempat persembahyangan tetapi juga menjadi tempat memupuk kreativitas. Dalam setiap upacara keagamaan yang dilaksanakan biasanya menggunakan pengiring gambelan yang disertai dengan tari Rejang Dewa serta beberapa pesembahan lainnya yang dibuat dan dilakukan berdasarkan tulus suci dan kreativitas yang tinggi. Dengan demikian, Pulau Bali menjadi suatu paduan yang luhur antara Agama dan kebudayaan yang berorientasi pembangunan dan kesenian.
Dengan demikian adanya pura, membawa dampak positif dari segi peningkatan mutu spiritual dan mampu memadukan antara agama dan kebudayaan. Adanya pura juga dapat membantu meningkatkan penghasilan dimana banyak tenaga kerja yang diserap misalnya tenaga kerja perhotelan, travelbiro, artshop, restaurant, dan lain sebagainya.
Ragam jenis pura dewasa ini semakin beragam adanya. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu pura teritorial, pura fungsional, pura umum, dan pura kawitan. Diantara empat macam pura tersebut, pura teritorial adalah pura yang unik karena pura ini mempunyai ciri kesatuan wilayah sebagai tempat pemujaan suatu desa adat sebagai contoh adalah Kahyangan Tiga yaitu Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem.
Selain mempunyai ciri yang unik pura Kahyangan Tiga mempunyai peran yang strategis. Mengingat adanya banyak sekta-sekta di Bali menimbulkan peredaan kepercayaan di masyarakan sehingga sering menimbulkan pertentangan dan perbedaan pendapat di antara sekta yang satu dengan yang lainnya. Akibat adanya pertentangan ini membawa pengaruh buruk terhadap jalannya roda pemerintahan kerajaan dan mengganggu kehidupan masyarakat. Peran dari pura Kahyangan di sini yaitu menyatukan berbagai macam persepsi yang berbeda menjadi satu kesatuan dalam wujud Tri Murti yang dipuja di sana.
Mengingat besarnya eksistensi keberadaan pura Kahyangan Tiga, perlu kiranya bagi kita untuk  mengetahui seluk-beluk mengenai Pura Kahyangan Tiga. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul “Pura Kahyangan Tiga.”

Selengkapnya Download disini Ms. Word and Ms. Powerpoint

0 komentar:

Posting Komentar